PRINSIP PENGEMBANGAN SILABUS

Istilah silabus dapat didefinisikan sebagai "Garis Besar, ringkasan, iktisar, atau pokok-pokok isi atau materi pelajaran" Salim, 1987:98). Istilah silabus digunakan untuk menyebut suatu pokok pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari SK dan KD yang ingin dicapai, dan materi pokok serta uraian materi yang perlu dipelajari peserta didik dalam rangka mencapai SK dan KD.

Untuk memperoleh silabus yang baik, dalam penyusunannya perlu memperhatikan prinsip-prinsip berikut: 
  1. Ilmiah. Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggung jawabkan secara keilmuwan. Disamping itu setrategi pembelajaran yang dirancang dalam silabus perlu memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran dan teori belajar.
  2. Relevan. Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosioanal, dan spiritual peserta didik. Prinsip ini mendasari pengembangan silabus, baik dalam pemilihan materi pembelajaran, strategi dan pendekatan dalak kegiatan pembelajaran, penetapan waktu, setrategi penilaian maupun dalam mempertimbangkan kebutuhan media dan alat pembelajaran.
  3. Sistematis. Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi. SK da KD merupakan acuan utama dalam pengembangan silabus. Dari kedua kelompok ini, ditentukan indikator pencapaian, dipilih materi pembelajarn yang diperlukan, setrategi pembelajaran yang sesuai, kebutuhan waktu dan media, serta teknik dan instrumen penilaian yang tepat untuk mengetahui pencapaian kompetensi tersebut.
  4. Konsisten. Adanya hubungan yang konsisten antara KD, indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumberbelajar, serta teknik dan instrumen penilaian. Dengan prinsip konsisten ini, pemilihan materi pembelajaran, penetapan setrategi dan pendekatan dalam kegiatan pembelajaran, pengunaan sumber dan media pembelajarn serta penetapan teknik dan penyusunan instrumen penilaian semata-mata diarahkan pada pencapaianKD dalam rangka pencapaian SK.
  5. Memadai. Cakupan indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaianKD. Dengan prinsip ini, maka tuntutan kompetensi harus dapat terpenuhi dengan pengembangan materi pembeljaran dan kegiatan pembelajaran yang dikembangkan. Sebagai contoh, jika SK dan KD menuntut kemampuan menganalisis suatu obyek belajar, maka indikator pencapaian kompetensi, materi pembelajaran, kegiatan pembelejaran, dan teknik serta instrumen penilaian harus secara memadai mendukung kemampuan untuk menganalisis.
  6. Aktual dan Kontektual. Cakupan indikator, materi pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi. Banyak fenomena dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi dan dapat mendukung kemudahan dalam menguasai kompetensi perlu dimanfaatkan dalam pengembangan pembelajaran.
  7. Fleksibel. Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan kebutuhan masyarakat. Fleksibel silabus ini memungkinkan pengembangan dan penyesuaian silabus dengan kndisi dan kebutuhan masyarakat.
  8. Menyeluruh. Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi, baik kognitif, afektif, maupun psikokotor. Prinsip ini hendaknya dipertimbangkan, baik dalam mengembangkan materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, maupun penilaiannya.

» Thanks for reading PRINSIP PENGEMBANGAN SILABUS

1 Response to "PRINSIP PENGEMBANGAN SILABUS"

Url:
Email:

Comment